Lomba Menulis Aksara Batak Tingkat SD di Humbahas, Pakkat Juara I
SolupL-Alfandi Siburian dan Cici Simanullang meraih juara I (pertama) dan Jura II (Dua) lomba penulisan aksara Batak Tingkat Sekolah Dasar (SD) di Humbahas. Keduanya berasal dari kecataman Pakkat. Acara itu digelar Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishub) Pemkab Humbahas, Rabu (31/8). Sedangkan juara ke III diraih Hiskia Siregar dari Kecamatan Doloksanggul.
Ilustrasi Aksara Batak |
Kepada semua pemenang, diberikan piala dan uang pembinaan. Hadiah bagi para pemenang diserahkan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor diwakili Asisten III Pemkab setempat Edy Sinaga. Usai penyerahan hadiah, Ketua panitia pelaksana kegiatan Mangupar Simanullang mengatakan bahwa lomba penulisan aksara Batak itu diikuti sebanyak 30 siswa SD mewakili 10 Kecamtan se-Humbahas, masing-masing kecamatan mengirim tiga orang.
Sinaga mengatakan, lomba aksara Batak antar pelajar SD digelar untuk menggali dan melestarikan kebudayaan Batak sekaligus meningkatkan minat para siswa mempelajari aksara Batak Toba di sekolah.
“Aksara Batak Toba merupakan kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Sejak dahulu kala nenek moyang suku Batak sudah menggunakan bahasa sendiri dan huruf sendiri untuk berkomunikasi antara lain untuk menuliskan silsilah, bahan obat-obatan, sejarah tempat, korespondensi dan lain-lain, sehingga perlu ditanamkan bagi anak-anak sejak dini,” ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini sudah tidak banyak lagi generasi muda memahami aksara Batak, baik menulis maupun membaca. Maka pada kesempatan itu sekaligus dilaksanakan sosialisasi aksara Batak Toba secara manual dan komputerisasi bagi semua guru, siswa dan beberapa ASN yang hadir," ujarnya.
"Jumlah aksara Batak Toba berjumlah 19 huruf yang terdiri dari induk surat dan anak surat. Sesuai sejarah, naskah aksara Batak Toba ditulis di kulit Kayu, kulit hewan dan pada bambu. Tinta yang digunakan dahulu kala berasal dari asap bambu kecil berbara ditempelkan pada besi sampai menguap dan mengeluarkan cairan warna hitam. Dan alat tulis yang digunakan adalah besi kecil, bulu ayam dan duri hewan landak, semua alami pada saat itu. Pemahaman menuliskan aksara Batak yang memiliki huruf unik dan khas, merupakan jati diri masyarakat Batak dahulu sampai sekarang,” ujarnya menjelaskan.
Dia berharap, generasi muda khususnya pelajar, harus menghargai dan melestarikan aksara Batak dengan cara mempelajari penulisan dan cara membacanya. "Semoga sosialisasi dan lomba penulisan aksara Batak ini menarik minat generasi muda mengetahui dan memahaminya.(bl/newtapanuli)