Legenda Asal-mula Munculnya Aksara Batak
Zaman dahulu di Tanah Batak, tersebutlah seorang anak bernama Mangarapintu. Suatu hari saat ayahnya membangun rumah, ia memain-mainkan salah satu peralatan tukang ayahnya, yaitu pahat.
Tapi entah bagaimana, pahat itu hilang. Akibat peristiwa itu, Mangarapintu ketakutan. Ia tidak bisa membayangkan amarah ayahnya.
Ilustrasi aksara Batak. |
Suatu hari, dia tiba di sebuah tempat pemujaan yang dihuni orang sakti. Orang sakti itu berkata padanya, "Kemarilah, aku akan memakanmu."
Mangarapintu menjawab, "Syukurlah, Ompung. Itu yang kutunggu dan kucari. Lebih baik aku mati daripada hidup sebatangkara di dunia ini," katanya bersedih.
Mendengar itu, si orang sakti jadi kasihan dan prihatin kepada Mangarapintu. Orang sakti itu akhirnya menerima kehadiran Mangarapintu, merawat dan menjaganya, bahkan kepadanya diajarkan banyak ilmu dan ragam pengetahuan.
Setelah beberapa lama, Marangarapintu meninggalkan gurunya dan pergi lagi mengembara. Lalu ia bertemu dengan seekor harimau belang. Harimau itu berkata padanya, "Kau akan kumakan."
Mangarapintu menjawab, "Terimakasih, Ompung. Aku pasrah. Aku tak mengharapkan apa-apa lagi dalam kehidupan ini," katanya.
Mendengar itu, sang harimau menjadi prihatin dan kasihan. Harimau itu kemudian menjaga dan menemaninya. Kepada bahkan diajarkan ragam ilmu, termasuk ilmu terawang. Dan Mangarapintu akhirnya bisa menyaksikan dari jauh di mana letak pahat milik ayahnya yang hilang itu.
Setelah itu, lagi-lagi dia meninggalkan tempat tersebut. Dia pergi ke suatu tempat di puncak Pusuk Buhit, yaitu tempat pemandian putri-putri dewata. Saat dia tiba di sana, ada tujuh putri dewata sedang mandi-mandi. Ketika putri-putri dewata itu menyadari kehadiran Mangarapintu, putri-putri itu langsung terbang ke langit.
Tapi Mangarapintu berhasil menangkap salah satu ujung benang pakaian putri dewata. Dan dia pun ikut terbang dan terbawa ke langit. Ia bertemu Debata Batara Guru. Batara Guru sangat baik kepadanya. Batara Guru kemudian mengajarkan berbagai hal tentang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu surat-menyurat. Seiring waktu, Mangarapintu menjadi pandai menulis.
Setelah bisa menulis, Mangarapintu mengambil kulit kayu, lalu dikeringkan. Setelah kulit kayu (laklak) itu kering, Mangarapintu menuliskan semua ilmu pengetahuan yang ia peroleh mulai dari orang sakti, harimau dan Batara Guru. Itulah konon pustaka (pustaha) pertama orang Batak.
Setelah hitungan tahun, Mangarapintu kemudian kembali ke bumi. Konon, di bumi ia menikah dan memiliki putra-putri. Tapi karena ilmu dan kesaktian (hadatuan) yang ia miliki, ia selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Selama hidupnya, ia lebih banyak berada dalam perjalanan.
Demikianlah legenda (turi-turian) tentang asal-mula aksara Batak. Legenda ini disadur dari buku Jambar Hata karangan TM Sihombing. Berdasarkan legenda itu, dapat kiranya disimpulkan: orang Batak percaya bahwa aksara Batak itu asli, tidak dipinjam, dan merupakan hasil cipta-karsa orang Batak sendiri.
Legenda tentu saja berbeda dengan hasil riset atau kajian akademis. Aksara Batak itu sendiri terdiri atas dua perangkat huruf yang disebut ina ni surat dan anak ni surat. Sistem tulisan serupa itu juga dipakai oleh semua abjad India dan abjad-abjad turunannya.
Dan, aksara Batak dan semua aksara Nusantara memang berinduk pada aksara India. Hanya saja, kerabat aksara Batak yang paling dekat adalah aksara-aksara Nusantara. (Panda MT Siallagan)